
Hal ini sering terjadi di dalam kehidupan manusia, dan tidak
terkecuali orang-orang yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen. Misalnya
saja dengan adanya acara atau kegiatan gereja misalnya PA, sharing firman, atau
mungkin juga rapat-rapat kepengurusan natal dan sebagainya.
Pada awalnya semuanya tidak ada masalah jika tempat yang
dipakai bukanlah tempat yang membuat kesenangan dari pesertanya, membahagiakan
pesertanya, atau dalam bahasa yang ramahnya sambil “refreshing”, tetapi hanya
di gereja atau di rumah salah satu pesertanya saja.
Tetapi akan menjadi lain permasalahan jika dilakukan di luar
ruagan apalagi di tempat-tempat indah
misalnya tempat pariwisata.
Pertanyaannya adalah mengapa hal ini di permasalahkan oleh
seorang Dede Suprapto (penulis)?
Entah mengapa penulis merasa dan berpikir kalau semuanya
yang dilakukan mereka di luar ruangan, dengan satu acara yang sebenarnya dapat
dilakukan hanya di gereja atau di rumah hanyalah untuk menyenangkan pesertanya
saja, membahagiakan pesertanya.
Bukankan ini sangat egois? Sangat mementingkan diri sendiri?
Dan tidak efektif dalam mencapai tujuannya.
Alasan pertama, jika melihat fenomena di atas, maka kegiatan
tersebut cenderung kepada semangat mencari kesenagan yang dalam bahasa
menterengnya “Hedonisme” yang konon artinya adalah mencaari kebahagiaan
manusia, kesenangan manusia, dan cenderung sangat egois. Jika demikian adanya
maka yang ada bukanlah untuk menyenangkan Tuhan tetapi yang ada hanyalah
menyenangkan diri sendiri. Dan jika sudah demikian maka dapatlah dikatakan
bahwa mereka bukanlah orang Kristen (meskipun mereka sering ke gereja dan
mengaku Kristen dan melakukan kegiatan-kegiatan Kristen).
Alasan yang kedua, adalah dalam hal materi atau uang. Jika
satu kegiatan dilakukan di luar ruangan dan di tempat rekreasi maka tentu saja
akan merogoh kocek, dan tentunya tidak hanya satu lembar uang ratus ribuan,
tetapi lebih dari itu. Maka penulis kategorikan sebagai pemborosan. Padahal
dengan dana yang sebesar itu dapat di gunakan untuk kegiatan atau hal yang
lebih mengandung nilai lebih misalnya saja dengan membantu pembiayaan
penginjilan di penjara yang konon kabarnya sangat membutuhkan sumbangan
Alkitab, atau mungkin bagi pendanaan misi lainnya, misalnya ada seorang
penginjil yang sedang dalam kekurangan dana di ladangnya. Kenapa tidak membantu
mereka saja, tetapi malah mencari kesenangan untuk diri sendiri? Entahkah
mereka tidak tahu atau memang menutup mata dan membodohkan dirinya sendiri?
Dalam menuliskan postingan ini penulis juga heran, kok bisa
semuanya terjadi? Apa yang Tuhan maksudkan bagi kita semua? Berikanlah
pemahamanMU ya Tuhan...Amien