Jumat, 31 Agustus 2012

LaLaNG DaN GanDUM


Tuhan Yesus pernah mengatakan tentang satu perumpamaan yang menceritakan adanya si jahat dan anak kerajaan dalam satu perkumpulan, yaitu dalam perumpamaan tentang lalang dan gandum (Matius 13:24-30). Tetapi ada satu pertanyaan yang muncul, yaitu bagaimana seorang pekerja gereja mengetahui siapakah yang lalang dan siapakah yang gandum? Memang Tuhan Yesus tidak membahasnya, Ia hanya mengatakan bahwa keduanya itu pasti akan ada. Pertanyaan inilah yang akan penulis jawab dengan satu pendekatan apologetika.

Jika melihat dari pertanyaannya, maka sebenarnya penanya merupakan seorang  yang bukan kristen (meskipun ia mengaku kalau dirinya adalah Kristen). Hal ini nampak pada maksud yang sebenarnya ingin segera membedakan, dan kemudian melihat siapakah mereka itu? Keinginan untuk melihat secara langsung ini merupakan satu keinginan yang lahir dari pola pikir yang materialis. Sedangkan materialisme merupakan satu konsep berpikir yang berpusat pada diri sendiri. Dengan demikian mereka tidak lagi berpusatkan kepada Allah yang merupakan satu otoritas tertinggi di dalam kehidupan orang percaya. Sehingga tentu saja mereka bukanlah seorang kristen sejati.

Jika kembali lagi dengan apa yang dijelaskan di dalam perikop di atas atau juga dalam Markus 4, hal ini terwujud dengan adanya jawaban Tuhan Yesus kepada murid-murid, yang tidak memberitahukan bagaimana kita akan mengetahui ciri-ciri dari lalang dan gandum secara pasti, tetapi ia langsung mengatakan bahwa semuanya itu akan ketahuan pada saat penuaian, yaitu akhir zaman. Dimana Tuhan sendirilah yang akan memisahkan mereka dengan caraNYA sendiri.


Ada hal yang seolah-olah ingin dikatakan bahwa sebenarnya kita sebagai pelayanNYA tidaklah penting untuk mengurusi hal ini, sebab hal ini adalah urusan Tuhan, dan bukan urusan kita. 

Selasa, 21 Agustus 2012

Berkat Allah Tanggungjawab Manusia

keep faith of God

Jika kita membaca dari pasal pertama kitab Kejadian, maka kita akan mendapati bahwa Tuhan memberkati ciptaanNYA untuk meneruskan pekerjaanNYA. Misalnya saja ketika Ia memberkati binatang-binatang di air, memberkati manusia. Yang menarik ialah bahwa berkat yang Ia katakan merupakan satu pemberian kemampuan kepada penerima berkat itu untuk melakukan satu tugas, yaitu penuhilah bumi dan bertambah banyak.

Padahal Tuhan sanggup untuk menciptakan semuanya langsung dari mulutNYA, tetapi hal ini tidak dilakukannya, Ia malah memberikan tanggungjawab kepada ciptaanNYA untuk melakukan pekerjaan itu.

Hal ini seolah ingin mengajarkan kepada kita yang adalah ciptaanNYA untuk melakukan satu atau banyak hal, dan tidak tergantung pada sikap yang fatal, yaitu yang membiarkan semuanya terjadi, bahwa Allah akan melakukan pekerjaanNYA, yaitu segala hal yang ada di dalam kehidupan ini, sehingga kita tidak usah melakukan sesuatu. Ini merupakan satu sikap yang harus dihindari bagi orang percaya, sebab bagaimana juga Allah juga membutuhkan alat untuk melakukan pekerjaanNYA, walaupun Ia mampu melakukannya sendiri.

Walaupun begitu, alat itu tidaklah akan mampu melakukan tugas yang Allah berikan dengan kekuatannya sendiri, tetapi ketika kita sadar kalau Allah memakai kita, kita juga harus mengamini bahwa Allah juga memberikan kita kemampuan untuk melakukannya, memperlengkapi setiap hal yang diperlukan, sehingga kita melakukannya tidak usah lagi merasa khawatir, sebab kita tidak mempunyai perlengkapan, Ia sendiri yang akan mencukupi setiap hal yang dibutuhkan.