Selasa, 11 Maret 2014

TUHANKU PENJUNAKU (YEREMIA 18:1-12)







Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:  2 "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu."  3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.  4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.  5 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:  6 "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!  7 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya.  8 Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka.  9 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka.  10 Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka.  11 Sebab itu, katakanlah kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku ini sedang menyiapkan malapetaka terhadap kamu dan merancangkan rencana terhadap kamu. Baiklah kamu masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu!  12 Tetapi mereka berkata: Tidak ada gunanya! Sebab kami hendak berkelakuan mengikuti rencana kami sendiri dan masing-masing hendak bertindak mengikuti kedegilan hatinya yang jahat."
Yeremia 18:1-12


Menjalani kehidupan di dalam Tuhan bukanlah hidup yang penuh dengan kemulusan, tetapi penuh dengan hal-hal yang menyakitkan, penuh tantangan, penuh dengan  hal-hal yang tidak pernah terpikirkan di dalam hati dan pikiran kita.
Tulisan ini merupakan satu renungan singkat yang di dapat dari khotbah pagi di seminari. Suatu khotbah yang mengingatkan tentang kasihNya kepada  setiap mereka yang disayangiNya, suatu ingat-ingatan bagi kita orang percaya bahwa Allah tidak membiarkan umatNya begitu saja, tentu saja dengan caraNya mengasihi kita, dan bukan dengan cara kita berharap dikasihiNya.

Perikop di atas diberikan Tuhan kepada Yeremia, dimana Tuhan tidak berbicara langsung, melainkan dengan memperlihatkan sesuatu kepada Yeremia. Memperlihatkanbagaimana tukang penjuna membentuk sebuah bejana.
a.      Bahan
Bahan yang disediakan berupa tanah liat, namun tanah liat ini bukanlah tanah liat yang bersih, sudah siap untuk pembentukan, tanah liat yang juga bercampur dengan batu-bati kecil mungkin, sampah-sampah mungkin, sehingga sangat perlu untuk dibuang dan di bersihkan terlebih dahulu.
Tanah liat yang tidak mengandung terlalu banyak air dan udara, sehingga perlu untuk dibiarkan selama sekian hari lamanya

b.    Skil
Tentu saja hal ini adalah kemampuan dari seorang penjuna, dimana ia tahu apa yang akan dikerjakannya, tahu akan dijadikan apa tanah liat itu, apakah hanya untuk ala yang kecil atau untuk dibuat sesuatu yang besar, atau dibuat menjadi biasa saja seperti kotak abu rokok atau akan dijadikan sebagai guci yang harganya mahal karena sangat berharga. Seorang penjuna sudah memikirkan apa yang akan diperbuat dengan tanah liat itu.
c.      Alat
Terkadang seorang penjuna menggunakan kawat atau benang untuk memotong mana yang perlu untuk dipotong kalau-kalau terlalu banyak tanah liat yang digunakan. Ada juga meja pelunak, yang dipakai untuk melunakan tanah liat sebelum membentuknya. Meja pemutar, yang digunakan untuk memutar pada saat pembentukan sehingga pada akhirnya mendapatkan hasil yang presisi.air untuk melunakan, dan Oven sebagai alat untuk memanggang.
 
d.     Proses
Proses pertama dengan mencari tanah liat yang bagus untuk dibuat alat. Kemudian dilanjutkan dengan mendiamkan tanah liat itu selama beberapa hari ,dan jika sudah siap maka akan dipotong siapa tahu terlalu banyak untuk apa yang akan dibuat oleh penjuna, yang dilanjutkan lagi dengan membanting-banting tanah liat itu agar menjadi lembut dan siap dibentuk. Lalu mulai dengan pembentukan di atas meja berputar, dan tanah liat harus diletakan di tengah meja pemutar sebab jika tidak, maka akan mendapatkan hasil yang tidak bagus, sebab akan besar sebelah, dan yang juga harus diperhatikan ialah kesesuaian tenaga yang diperlukan ketika membentuk, jika terlalu lemah tangan penjuna, maka hasilnya tidak akan presisi, tetapi jika terlalu kencang tangan penjunanya, maka akan merusak bentuk yang sudah ada itu, jadi digunakan kekuatan tangan yang pas. Dan yang terakhir dalam proses pembakaran hingga dapat dilihat hasilnya.

Secara tidak langsung hal ini sedang Allah perlihatkan kepada Yeremia, dimana Allah ingin menyampaikan beginilah Allah akan bekerja terhadap umatNya.

Allah yang memilih, Allah yang menentukan mana yang sesuai dengan keinginannya, Allah yang berinisiatif untuk membentuk sesuatu, dan Allah yang mengerjakannya. Yang menarik dari proses pembentukannya dan kitalah tanah liat yang Allah pakai dimana Allah Yang Mahakuasa, yang sebenernya sanggup dengan kekuatanNya itu untuk merusak tanah liat, tetapi Allah dengan kelembutanNya membentuk tanah liat itu menjadi tanah liat yang bagus, halus.

Terlebih lagi dengan alat-alat yang dipakai. Allah terkadang memakai banyak hal di dalam kehidupan kita untuk membentuk kita sesuai dengan gambaranNya, ada yang halus, ada kasar, ada yang lembut, dan ada yang sangat-sangat panas sehingga membuat kita menyerah.
Namun yang terutama ialah semuanya dipakai Tuhan untuk membentuk tanahliatNya, yaitu kita menjadi sesuatu yang sangat baik.

Dalam proses ini, tanah liat tidak mempunyai kuasa untuk membentuk dirinya sendiri, tetapi Allah tahu apa yang sesuai. Tanah liat juga tidak mempunyai kuasa untuk berkata aku mau jadi ini atau aku mau jadi itu, tetapi Allah tahu sejak dari awalnya, tanah liat ini akan jadi apa.
Penyerahan diri sepenuhnya akan mempermudah pembentukan bagi kita.
Kesakitan yang kita rasakan Allah tahu, itu sebabnya Ia tetap melakukannya dengan lembut.

Apakah kita termasuk tanah liat yang susah dibentuk? Atau kita termasuk tanah liat yang dusah siap Allah bentuk?

28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.  29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.  30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Romans 8:28-30

Rabu, 12 Februari 2014

Hidup Adalah Perjuangan (Markus 15:1-15)

1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.  2 Pilatus bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya."  3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia.  4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"  5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran.  6 Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak.  7 Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan.  8 Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga.  9 Pilatus menjawab mereka dan bertanya: "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"  10 Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki.  11 Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka.  12 Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"  13 Maka mereka berteriak lagi, katanya: "Salibkanlah Dia!"  14 Lalu Pilatus berkata kepada mereka: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Salibkanlah Dia!"  15 Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Markus 15:1-15

Suatu sore saya menonton sebuah film yang bagi kalayak umum film ini tidak asing lagi, karena pasti sudah penah menontonnya, Transformer 3. Sekilas film ini menggambarkan kehebatan mobil-mobil, kecanggihan teknologi sehingga mobil-mobil itu bisa transformasi menjadi robot. Namun jika kita lihat lebih dalam lagi akan kita temukan suatu nilai-nilai kemanusiaan yang agung, yaitu sebuah perjuangan. Perjuangan untuk mempertahankan sesuatu, cinta mungkin, kedamaian mungkin dan seterusnya.
Sama halnya ketika kita bermain sebuah game, baik game di hp, android atau di laptop sekalipun, apapun game yang paling kita sukai. Yang menarik ialah, setiap kali kita akan memainkan game itu ada beberapa hal yang harus dipenuhi ketika kita ingin memenangkan game tersebut, dan jika kita dapat melewati game itu dan beranjak kepada level yang selanjutnya, game itu memberikan tantangan baru, yang mana jika kita ingin memenangkan level itu, kita harus melakukan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh game itu..
Ini adalah suatu gambaran sepintas tentang sebuah game, namun kembali lagi, jika kita melihat lebih dalam lagi, kita pertanyakan, sebenernya apa yang sedang diperjuangkan?
Dan ada banyak hal lainnya di dalam kehidupan kita sadar atau tidak sadar, kita mempunyai satu hal yang menarik, bahwa hidup kita adalah suatu perjuangan.

Jika melihat dari perikop di atas, banyak orang yang menafsirkannya sesuai dengan gaya mereka sendiri, tetapi saya sendiri merenungkan bahwa Tuhan Yesus rela di adili, di khianati, disesah, dan yang paling besar perjuangannya ialah ketika Ia disalibkan, memang Ia melakukannya pertama untuk Allah, dan berakibat bagi keselamatan manusia. Dan Ia lakukan dengan baik sebagai suatu perjuangan. Sesuatu yang layak diperjuangkan, sehingga Ia mau melakukan semuanya itu.

Hidup ini adalah perjuangan.
Kalau kita melihat diri kita, apa yang sedang kita rasakan, pikirkan pada saat ini. Itu adalah perjuangan kita. Mungkin kita merupakan seorang pelajar, seorang pekerja, seorang ibu rumah tangga, seorang kepala rumah tangga, apapun yang kita lakukan, apapun tanggungjawab kita, itulah perjuangan kita, sesuatu yang sangat bermakna bagi kita, sesuatu yang harus kita perjuangkan.
Pertanyaannya bagi kita, apakah kelayakan kita memperjuangkan sesuatu itu kita lihat dari apa yang kita lakukan (baca: pekerjaan kita)? Atau dari diri kita yang menganggap hal itu layak untuk diperjuangkan (baca: kesadaran kita)? Hal ini merupakan satu hal yang harus kita sikapi di dalam diri kita secara pribadi. Bagi kebanyakan orang, melihat bahwa sesuatu itu layak diperjuangkan jika sesuatu itu pada dasarnya memang layak untuk diperjuangkan. Jika demikian maka akan cenderung untuk pilih-pilih, mana yang layak aku perjuangkan, jika hal itu layak, maka saya akan memperjuangkannya, tetapi jika hal itu tidak layak, maka saya tidak akan melakukannya. Dan yang kedua akan membawa kita kepada pertanyaan “siapakah diri kita sebenarnya?” apakah kita termasuk orang yang bertanggungjawab dengan diri kita dan dengan apa yang kita lakukan atau sebaliknya, bahwa diri kita hanyalah seorang pecundang, yang hanya menginginkan lari dari apa yang seharusnya kita lakukan, sebab hanya seorang pecundanglah yang tidak mau menghadapi masalah, dalam hal ini adalah tanggungjawabnya.
Yang menarik didalam kehidupan orang percaya ialah bahwa Tuhan selalu ada di dalam kehidupannya, tidak membiarkan kita sendirian, seberat apapun yang sedang kita pikirkan, rasakan, Allah selalu ada bagi kita. Suatu ucapan syukur atas kebaikanNYA di dalam kehidupan kita.
Tuhan memberkati kita. Amien.


28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.  29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.  30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. Romans 8:28-30